Selamat Laut Desa Suak Gual = Budaya spiritual dalam
masyarakat. Masyarakat Pulau Mendanau yang mayoritas nelayan, sehingga banyak
aktifitas masyarakat dilakukan berhubungan dengan laut sehingga terdapat
upacara spiritual “Selamat Laut” di Desa Suak Gual.
Upacara Selamat Laut merupakan aktifitas tahunan yang
dilaksanakan setiap memulai musim angin barat, lebih tepatnya pada awal bulan
November pada awal musim penghujan yang terkadang menggangu kembalinya aktifitas
mencari ikan di laut. Masyarakat Pulau Mendanau melakukan Upacara Selamat Laut untuk menolak bala atau hal-hal buruk yang
dapat terjadi saat pergi melaut.
Upacara Selamat Laut ini dipimpin langsung oleh ketuah adat
“Dukun Kampung" dan biasanya masyarakat nelayan akan membawa peryaratan upacara
yaitu Tepung Tawar yang terbuat dari beras yang telah ditumbuk halus, serta
daun Temiang Berani dan daun Tangga Emas.
Selanjutnya upacara diserahkan sepenuhnya kepada Dukun Kampung yang memimpin upacara proses pembacaan doa. Setelah Pembacaan doa selesai dukun kampung beserta ketua adat menuju perahu nelayan untuk melakukan proses Ngerimbas yaitu memukulkan atau memercikkan air dari tepung tawar yang telah diberi doa dengan menggunakan daun temiang berani dan tangga emas pada perahu nelayan sebanyak tiga kali pada bagian depan perahu.
Selanjutnya upacara diserahkan sepenuhnya kepada Dukun Kampung yang memimpin upacara proses pembacaan doa. Setelah Pembacaan doa selesai dukun kampung beserta ketua adat menuju perahu nelayan untuk melakukan proses Ngerimbas yaitu memukulkan atau memercikkan air dari tepung tawar yang telah diberi doa dengan menggunakan daun temiang berani dan tangga emas pada perahu nelayan sebanyak tiga kali pada bagian depan perahu.
Ngerimbas dimulai pertama kali oleh “Dukun Kampung”
kemudian diikuti oleh bupati, kepala desa berserta tokoh adat, setelah selesai
selanjutnya ngerimbas dilanjutkan oleh pemilik perahu untuk ngerimbas pada
bagian dalam dan belakang perahu sebanyak tiga kali.
Setelah itu proses Upacara Selamat Laut selesai, kemudian
seluruh masyarakat nelayan diminta untuk mengambil tepung tawar, daun temiang
berani, daun tangga emas dan botol berisi air milik mereka untuk segera dilakukan
Ngerimbas pada perahunya masing-masing. Peringatan Penting kemudian di umumkan
oleh Dukun Kampong dengan menyampaikan setelah rangkaian upacara Selamat Laut,
masyarakat selama tiga hari dilarang untuk pergi melaut.
No comments